12.12 di depan mata

Branding Pekalongan World's City Of Batik Bukan Milik Pekalongan

Mungkin sebagian dari pembaca masih ada yang belum tau kalau sesungguhnya Pekalongan itu terbagi menjadi dua, yaitu Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan. Layaknya Machester yang terbagi juga menjadi dua klub sepak bola, yaitu Machester United dan Machester City. Ada lagi Madrid juga terbagi menjadi dua yaitu Real Madrid dan Atletico Madrid. Dari pembagian dua wilayah itu ternyata yang lebih terkenal di kalangan orang luar Pekalongan adalah Kota Pekalongan bukan Kabupaten Pekalongan. Hal ini karena letak kota Pekalongan yang berada di jalur pantura, selain itu menurut saya kota Pekalongan itu lebih dikenal juga dengan nama Kota Batik. Iya kota Batik itu adalah kota Pekalongan sedangkan Kabupaten Pekalongan adalah Kota Santri. Ya meskipun itu semua adalah akronim untuk branding masing-masing kota tapi menurutku lagi nih ya, memang kebanyakan pengusaha batik itu ada di kota Pekalongan dibandingkan di kabupaten Pekalongan. Meskipun gak sedikit juga pengrajin batik yang ada di kabupaten Pekalongan

coinpayu

Nah, tulisan ini sebenernya berangkat dari rasa gemesku yang memuncak saat melihat ada logo branding kota Pekalongan tapi digunakan oleh mobil Ambulan atau mobil siaga milik desa tempatku berada yang notabene berada di kabupaten Pekalongan bukan di kota Pekalongan. Meskipun sebelumnya juga banyak melihat logo branding kota Pekalongan ini tertempel di rumah-rumah orang kabupaten Pekalongan. Padahal bagi saya yang sedikit tau tentang apa fungsi dan manfaat branding tentu hal ini adalah hal yang membuat aku gemes. 

Memang sih ini bukan sebuah hal yang berdosa tapi menurutku sebagai seorang yang sedikit tau soal branding, ini adalah hal yang harus diluruskan dan dipahamkan ke masyarakat tentang fungsi dari branding itu sendiri. Meskipun kalo boleh jujur logo branding kota Pekalongan itu gak fleksibel. Kenapa gak fleksibel karena dulu awal logo itu muncul dan aku pengen memasang logo tersebut di header website sekolah tempat aku kerja aku merasa logo ini justru akan merusak tampilan header websitenya. Kenapa? karena pada akhir tulisan Pekalongan ada bentuk seperti tangkai bunga yang melengkung ke atas dan itu justru membuat tampilan logo jadi melebar ke atas dan merusak tampilan header website sekolahku. Pada saat tulisan ini ditulis (16 September 2021, pukul 20:16WIB) aku membuka website Pemkot Pekalongan pun tidak tampak di headernya logo branding "Pekalongan World's City Of Batik" disana. Bahkan di header ataupun footer website Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga pun tidak ada logo branding Pekalongan World's City Of Batik yang nampak. 

ads here

Ok, Saya gak akan ngomongin tentang peletakan logo branding di website pemkot Pekalogan dan sejenisnya tapi lebih ke pemahaman kepada masyarkat bahwa logo branding Pekalongan World's City Of Batik adalah logo branding milik kota Pekalongan bukan logo branding kabupaten Pekalongan. Aku sendiri gak ngerti apa kabupaten Pekalongan punya logo brandig sendiri yang digunakan untuk mempromosikan potensi yang dimiliki oleh kabupaten Pekalongan. Dulu kalo gak salah pernah ada sebuah branding yang disebut dengan "Dadi Kajen" itu waktu masih masa pemerintahan bupaten sebelum yang sekarang ini. Kalau dicari di internet dengan kata kunci "Dadi Kajen" maka info yang paling atas muncul adalah nama taman yang disebut taman Dadi Kajen yang terletak di bundaran titik nol kilometer kabupaten Pekalongan yang tepatnya terletak di Kecamatan Kajen. Kajen sendiri adalah nama salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Pekalongan yang kebetulan menjadi pusat pemerintahan kabupaten Pekalongan. 


Nah, dari sini sudah ketahuan kan kalau sebenernya logo branding Pekalongan World's City Of Batik yang selama ini kita lihat dimana-mana adalah logo branding miliki kota Pekalongan bukan milik kabupaten Pekalongan. 


Lalu apa sebenernya fungsi dari logo branding itu? bukannya kota dan kabupaten Pekalongan sudah memiliki logo sendiri? 

Hosting Unlimited Indonesia

Jadi, apa itu branding ? Menurut situs wartaekonomi.co.id branding adalah proses dalam menciptakan persepsi yang kuat dan positif tentang perusahaan, produk atau layanannya di benak pelanggan dengan menggabungkan elemen seperti logo, desain, pernyataan misi perusahaan, dan tema yang konsisten di seluruh komunikasi pemasaran. Branding yang efektif membantu perusahaan untuk membedakan diri dari pesaing dan membangun basis pelanggan yang setia. 


Itu adalah salah satu definisi dari branding, meskipun banyak yang mendefinisikan tentang branding tapi pada dasarnya branding adalah sebuah usaha seseorang atau instansi (bisa perusahaan, kota, bahkan desa) agar potensi yang dimilikinya bisa dikenal oleh orang lain ataupun calon konsumen. Mungkin kita tau Indomie, nah pasti semua tau kalau mie instan yang satu ini punya tagline "Indomie Seleraku". Apalagi coba, Tolak Angin (Orang Pintar Minum Tolak Angin), Yamaha (Semakin Didepan), Gudang Garam (Pria Punya Selera), bahkan Tahu Bulat pun punya tagline yang digunakna untuk branding yaitu "Digoreng Dadakan". 


Nah, untuk logo branding kota Pekalongan ini termasuk ke dalam city branding. Dimana sebuah kota menggunakan logo, tagline, gambar, dll untuk mempromosikan potensi yang dimiliki oleh kota tersebut. Dalam hal ini kota Pekalongan memiliki potensi budaya dan juga seni yang tertuang dalam kain yang digambar dan disebut dengan istilah batik. Gak sedikit juga kota dan kabupaten yang membranding kota/kabupatennya dengan logo ataupun tagline yang bisa menjual potensi yang ada di dalamnya. Coba kalau kabupaten juga membranding dan mempromosikan potensi wisatannya pasti gak akan kalah dikenal juga oleh masyarakat di luar Pekalongan, terutama potensi wisata yang baru-baru ini booming karena adanya sosial media. Kenapa tidak memanfaatkan sosial media sebagai salah satu tempat untuk membranding potensi yang ada toh gratis ini.  


Kalau kita perhatikan logo branding kota Pekalongan disana ada tulisan PEKALONGAN lalu dibawahnya ada tagline "World's City Of Batik". Disini kota Pekalongan ingin menunjukan bahwa kalau mau cari batik ya di kota Pekalonga. Ini loh, Pekalongan pusatnya batik dunia, segala macam pakaian batik ada disini bahkan sudah banyak yang mengexport batik keluar negeri juga. Sampai-sampai salah satu band papan atas legendaris Indonesia-pun menciptakan lagu yang didalamnya ada lirik "Kota batik di Pekalongan, bukan Jogja eh buka Solo". Bahkan gak hanya Slank saja yang menciptakan lagu yang bertema batik, ada juga lagu dangdut berjudul "Hadiah Batik Pekalongan" yang dipopulerkan oleh Mansyur S & Elvy Suakesih dan diciptkan oleh Faisal Baraba. 

Hosting Unlimited Indonesia

Orang Indonesia pasti kalau ditanya batik pasti jawabannya kalo gak Jogja dan Solo ya Pekalongan, oleh karena itu branding Pekalongan World's City Of Batik ini digunakan untuk menekankan dan untuk promosi bahwa ini loh Pekalongan juga punya batik yang lebih banyak motif, warna dan jenisnya dibandigkan Jogja dan Solo. Menurutku itulah kenapa pemerintah kota Pekalongan waktu itu menciptkan branding kota Pekalongan dengan dengan nama "Pekalongan World's City Of Batik" agar Pekalongan lebih dikenal oleh publik sebagai kota Batik dibandingkan Jogja dan Solo yang lebih dikenal juga dengan kota budaya. 


Semoga dengan tulisan ini semakin banyak warga masyarakat Pekalongan baik itu Kabupaten ataupun Kota yang sadar bahwa branding Pekalongan World's City Of Batik adalah branding miliki kota Pekalongan bukan milik Kabupaten Pekalongan. Harapan saya tidak ada lagi yang salah menempatkan logo branding ini disembarang tempat karena menurutku ya lucu aja sih, meskipun tidak masalah karena toh kalaupun ada mobil dinas kabupaten Pekalongan yang pasang logo branding kota Pekalongan toh gak bakal ditilang polisi tapi bagi yang paham soal brandig pasti akan merasa gemas, itu saja sih. 


Demikian sedikit tulisan saya tentang apa yang saya rasakan ini. Semoga ini menjadi pencerahan bagi semuanya yang belum mengerti tentang apa itu city branding