This is a Brave Rewards publisher verification file. Domain: ngopot.com Token: f56aa6c52b6a82e66c66d9aa78a62d5b8dfcd55a326f2e64e63e502024be1626

Type something and hit enter

author photo
By On
Di hari yang berbahagia ini, di hari di mana Ibu menjadi satu-satunya wanita yang mendapatkan penghargaan luar biasa dibandingkan makhluk Tuhan yang lainnya. Hari dimana Ibu-ibu di seluruh antero Indonesia mendapatkan sebuah peringatan yang spesial atas kerja keras dan dedikasinya untuk keluarganya, untuk anak-anaknya, untuk suaminya, untuk negara dan agama tentunya. 

Hari ibu sendiri dirayakan pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya di Indonesia, sedangkan pada negara yang lain hari ibu dirayakan berbeda beda (lihat disini).

Mari kita lihat sejenak seberapa berat perjuangan seorang ibu dalam merawat kita sejak dalam kandungan, hingga kita bisa seperti sekarang ini. Mungkin kita tidak pernah merasakan atau tidak tahu betapa berat diri kita ketika masih di dalam rahim ibu, setiap hari ibu selalu menggendong kita di dalam rahimnya dan berusaha menjaga kita agar terlahir sehat dan bisa menangis, coba kalau ketika kita lahir ke dunia tidak menangis, ibu pasti akan bertanya-tanya dan cemas kenapa kok bayinya tidak menangis (indikasi bayi hidup ketika lahir adalah menangis). Setelah kita lahir ke dunia pun ibu selalu berusaha menjaga kita, memberikan perhatian dan kasih sayang tanpa pernah berharap meminta balasan dari anaknya. Mungkin kita mengenal sebuah lagi yang berjudul "Kasih Ibu", sebuah lagu yang sederhana yang menceritakan bahwa perjuangan Ibu dalam membesarkan kita tidak pernah mengharapkan apa-apa/imbalan. Kasih ibu kepada kita itu bagaikan sang surya menyinari dunia, kasih ibu kepada kita tak terhingga sepanjang masa, kasih ibu kepada kita tak pernah mengharapkan ibalan kembali. 
Kasih ibu,

kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia.


Ini sediki renungan (tulisan lama) dalam rangka hari ibu yang harus kita renungkan agar kita menyadari bagaimana seharusnya kita terhadap ibu kita. 
Cara Berterima Kasih Kita Kepada Ibu

Masa usia setahun, ibu suapkan makanan dan memandikan kita. Cara kita ucapkan terimakasih kepadannya hanyalah dengan menangis sepanjang malam.
            Saat berusia 2tahun, ibu mengajar kita bermain. Kita ucapkan terima kasih dengan lari sambil terkekeh-kekeh apabila dipanggil.
            Ketika berusia 3 tahun, ibu menyediakan makanan dengan penuh kasih sayang. Kita ucapkan terimakasih dengan menumpahkan makanan.
            Setelah berusia 4-5 tahun, ibu belikan pensil warna dan pakaian. Kita ucapkan terima kasih dengan mencorat coret dinding dan bergolak dalam lantai kotor.
            Apabila berusia 6 tahun, ibu memimpin tangan kita ke TK. Kita ucapkan terima kasih dengan menjerit,” Nggak mau! Nggak mau!!”
            Ketika berusia 7 tahun, ibu belikan sebuah bola. Kita ucapkan terima kasih dengan memecahkan rumah tetangga.
            Setelah berusia 8-9 tahun, ibu mengantar ke sekolah. Kita ucapkan terima kasih dengan  membolos sekolah.
            Apabila berusia 10-11 tahun, ibu menghabiskan masa sehari suntuk dengan kita. Kita ucapkan terima kasih dengan tidak bertegur sapa dan asyik bermain dengan kawan-kawan saja.
            Menjelang usia 13 tahun, ibu suruh pakai pakaian menutup aurat. Kita ucapkan terima kasih dengan memberi tahu pakaian  itu ketinggalan zaman.
            Ketika berusia 18 tahun, ibu menangis ketika tahu kita diterima di Universitas. Kita ucapkan terima kasih dengan bersukaria bersama kawan-kawan.
            Ketika berusia 20 tahun, ibu bertanya apakah kita ada teman istimewa, kita katakan, “...itu bukan urusan ibu,....”
            Setelah berusia 25 tahun ibu bersusah payah menanggung biaya perkawinan kita, ibu menangis dan memberi tahu bahwa dia sangat sayangkan kita. Tapi kita ucapkan terima kasih dengan berpindah jauh dari sisinya.
            Ketika berusia 30 tahun , ibu mnelfon memberi nasehat mengenai pejagaan bayi kita. Dengan megah berkata,....” itu dulu, sekarang zaman modern.”
            Apabila berusia 40 tahun, ibu menelfon  mengingatkan tentang kumpulan keluarga di kampung, kita berkata,”kami sibuk.... tak ada waktu untuk datang kesana...”
Menjelang usia 50 tahun, ibu jatuh sakit dan meminta kita mejaganya. Kita bercerita kemana-mana tentang kesibukan dan kisah-kisah Ibu- Bapak yang menjadi beban bagi anak-anak.
            Dan kemdian suatu hari.....kita mendapat berita ibu meninggal, kabar itu mengejutkan....dalam linangan air mata, segala perbuatan terhadap ibu muncul dalam ingatan satu persatu.....
            Saat di taman kanak-kanak, ibu mengantar hingga masuk kelas, harus menunggu duduk di seberang sana. Aku tak perduli setumpuk pekerjaanya di rumah, kantuk yang menderanya,terik, hujan,atau rasa jenuh dan bosanya menunggu. Aku senang ia menungguiku, sampai bel bunyi,  dan  itu harus.
            Setelah besar, aku sering meninggalkanya bermain bersama teman-teman dan bepergian. Tak pernah aku menugguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku atau  di saat  tubuhnya melemah.
            Ketika remaja, aku sering merasa malu berjalan denganya. Pakaian dan  dandananya ku anggap kuno tak  serasi dengan penampilanku.  Bahkan sering kali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu dua meter di depanya, agar orang tak menyangka aku bersamanya.
            Padahal  mengurusiku sejak kecil, ibu tak pernah memikirkan penampilannya, tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semuanya untuk mebelikanku pakaian yang bagus-bagus. ia  mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh lukaku dan mendekapku saat aku menangis.
            Mulai  masuk di perguruan tinggi, aku semakin jauh denganya, aku yang pintar seringkali menganggap ibu sebagai orang yang bodoh, tak berwawasan , tak mengerti apa-apa dan bukan orang berpendidikan; Doa di setiap sujudnya, pengorbanannya dan cintanya tak pernah berhenti sedikitpun.
            Semua ingatan itu muncul satu persatu tiada habisny. Dalam genangan air mata yang sudah terlambat, terus menerus mengalirkan kedukaan dan penyesalan.
    
Dan kamu sekarang,  ingatlah ibumu masih disampingmu...... jangan sepertiku  dulu. Memilih  untuk memberikan perhatian padanya nanti, saat semua sudah terlambat. Waspadalah!! Jangan seperti aku.
(diambil dari : Buletin DIALOG edisi XVII sya’ban 1426 H, Oktober 2005 M)

SELAMAT HARI IBU BAGI SEMUA IBU DI INDONESIA
SPESIAL UNTUK IBUKU,  AKU BERDOA AGAR ENGKAU SELALU DIBERIKAN KESEHATAN, KEBAHAGIAAN, KEMUDAHAN, DAN NIKMAT-NIKMAT LAIN YANG MELIMPAH DARI ALLAH SWT.  I LOVE YOU MOM, I LOVE YOU MORE THAN EVERYTHINGS. WISH GOD ALWAYS BLESS YOU AND SAVE YOU. 

0 comments

Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.