This is a Brave Rewards publisher verification file. Domain: ngopot.com Token: f56aa6c52b6a82e66c66d9aa78a62d5b8dfcd55a326f2e64e63e502024be1626

Type something and hit enter

author photo
By On
Film yang sebenernya sudah tayang sejak tahun 2013 ini baru selesai aku tonton sore ini. Aku gak tau kenapa ada film sekeren ini tapi aku baru tau sekarang, padahal menurut berita yang aku baca di tirto id, film ini pernah ditayangkan di transTV pada tanggal 1 Mei 2020 kemarin. Mungkin ini adalah efek karena selama ini aku tidak pernah menonton tv, atau mungkin karena aku yang kurang update sama dunia pertelevisian sekarang ini. Tau sendiri kan kalau tayangan di tv sekarang lebih banyak tidak bermutu dari pada yang ada mutunya. Oleh sebab itu aku sudah lama sekali meninggalkan dunia pertelevisian dan berpindah ke dunia internet yang menayangkan berita lebih cepat dari pada tv.

Kembali ke film, sebenernya sudah banyak sinopsis dari film ini di internet, termasuk dari website tirto id yang aku baca saat aku penasaran para pemain yang memerankan tokoh-tokoh dalam film ini. Oleh karena itu aku tidak akan membahas soal sinopsis dari film ini, namun aku akan memberikan tanggapaan tentang film ini.

Postet film Malavita a.k.a The Family

Aku bilang film ini keren karena dalam film ini keluarga si pemeran utama yang bernama Giovanni Manzoni alias Freddy Blake memang badass. Bagaimana tidak, sang anak Belle Blake tidak segan-segan menghajar cowok-cowok di satu sekolahnya yang ngajak dia pulang bareng tapi ternyata disesatkan ke pinggir sungai dan coba untuk dilecehkan. Si cowok dihajar sama Belle pakai raket tenis yang terbuat dari kayu hingga babak belur dan raketnya patah. Selain itu Belle tidak segan-segan menghajar temen sekolahnya yang cewek karena ketahuan nyuri barang milik Belle. Untuk adiknya sendiri Warren Blake aku bilang jenius dia mah. Gimana tidak, saat pertama baru pindah ke sekolah barunya dia sudah dihajar oleh senior kelas XII namun ternyata itu semua untuk mengetahui siapa saja anak-anak yang punya nama di sekolah tersebut, sehingga si Warren tau harus ngapain selanjutnya. Warren juga tidak segan-segan memeras cewek yang ngejual rokok secara ilegal di sekolahnya dengan bagi hasil 50-50. Selain itu akhirnya si Warren berhasil ngumpulin anak-anak lain yang bisa bantuin dia untuk bales dendam ngehajar senior yang dulu pernah ngehajar dia di kamar mandi, dan itu berhasil bahkan sampe babak belur dan diceritain juga di film ini kalo Warren sampe disidang gara-gara kenakalannya itu. 

Sungguh menurutku film ini tidak basa basi dan sesuai dengan keinginanku kalo orang baik itu harus berani melawan para pembully. Tidak seperti di film Korea The Witness yang menceritakan seorang bapak yang baru pindah ke apartemen baru dan di malam pertamanya pindah dia melihat pembunuhan yang dilakukan oleh seorang pria berpakain serba hitam dan bertopi. Namun sayangnya si bapak ini pengecut dan tidak berani jujur kalau melihat adegan pembunuhan yang terjadi di halaman apartemennya itu. Film yang satu ini sepanjang pemutaranya membuat aku gregetan sampai-sampai aku skip-skip adegan yang gak penting untuk melihat adegan yang lebih seru karena aku males melihat kepengecutan si bapak dan juga orang-orang di apartemen yang tidak berani berkata jujur kepada polisi atau menjadi saksi pembunuhan itu. Ya memang sih, film The Witness ini berhasil membuat aku gregetan disebabkan oleh kepengecutan sang bapak serta orang-orang penghuni apartemen, tapi tetep saja aku gak suka karakter pemain dari film The Witness ini, aku lebih suka karakter-karakter film Malavita (The Family) yang tidak perlu basa basi untuk menghajar orang yang tidak disukai dan memang perlu dihajar termasuk si tukang ledeng yang pemeras dan juga bos perusahaan biokimia yang limbahnya mencemari air yang dialirkan ke rumahnya sang Robert De Niro alias Giovanni Manzoni.


Selain bapak dan anak, ternyata sang mama juga gak kalah badass dari yang lain, dimana di film ini sang mama sampe meledakin minimarket dengan gas LPG gara-gara dia diomongin oleh sang pemilik toko di depan para pembeli saat sang mama sedang akan berbelanja di minimarket tersebut.

Bener dah mereka itu keluarga yang badass, secara mereka itu kelurga mafia yang sedang mengikuti program perlindungan saksi oleh FBI. Karena itulah kelurga ini tidak segan-segan untuk menghajar orang-orang yang dirasa merugikan mereka atau hanya sekedar memberikan mereka pelajaran agar tidak main-main dengan sang kelurga mafia dalam film ini.

Itulah alasan kenapa aku suka film ini, aku juga berharap film ini ada kelanjutanya karena bos mafia yang di dalam penjara juga belum mati serta pada ending film ini satu keluarga mafia yang mendapatkan perlindungan saksi oleh FBI ini juga baru mau pindah ke tempat yang lebih aman lainya yang entah dimana. Andai Luc Besson mau mendirect lagi kelanjutan film ini maka itu sungguh luar biasa dan aku mau nonton di bioskop agar tidak ketinggalan kelanjutan film keren satu ini. 

Bagi yang belum pernah menonton film ini, silahkan cari saja di situs-situs streaming atau donlotan kesayangan Anda. Kalau situs kesayanganku sih rahasia, nanti kalau dikasih tau bisa-bisa diblokir oleh kominfo, kan rugi.

0 comments

Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.