Setelah membaca KI dan KD mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan aku justru tertawa sendiri karena gak
mudeng dengan isi yang ada. Menurutku KI dan KD mata pelajaran ini terlalu
njelimet dan gak jelas. Jangan bilang pemerintah mau memberikan kebebasan
kepada setiap guru mata pelajaran ini sehingga KI dan KDnya dibuat se-enggak
jelas seperti itu. Atau jangan-jangan pemerintah memang cuman maen-maen aja
dengan mata pelajaran ini.
Coba deh, bagai pembaca yang
belum pernah membaca KI dan KD mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan,
silahkan dibaca dulu, link downloadnya bisa pembaca buka DISINI sedangkan pengantarnya DISINI.
Setelah selesai membaca KI dan KD
tersebut baru silahkan lanjutkan lagi membaca tulisan ini. Nah, kalau sudah
membaca KI dan KDnya, pasti sudah membaca pengantarnya juga kan ? iya,
pengantar mata pelajaran Prakraya dan Kewirausahaan. Di bagian pengantar disana
dijelaskan apa itu unsur kerajinan, budidaya, rekayasa dan pengolahan. Tapi,
kalau males membacanya ya tidak usah dibaca, Anda baca aja KI dan KD yang ada,
tapi kalau mau lebih jelas tentang ke-empat unsur tadi, Anda harus membaca
pengantarnya dulu.
Setelah aku membaca semua, baik
itu KI dan KD serta juga pengantarnya. Seperti pada tulisan sebelumnya, aku dan
guru TIK di sekolahanku memang sudah punya gambaran nekat tentang apa yang akan
diajarkan nanti di mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ini, yaitu
membatik yang dimulai dengan merancang disen batiknya melalui komputer (Corel
Draw) baru kemudia ditulis di kain agar menjadi sebuah baju batik. Itu
pemikiran nekat kami tentang mata pelajaran ini, meskipun nanti akhirnya aku
sendiri yang ngajar mata pelajaran ini, tapi aku masih tetep butuh yang namanya
diskusi dengan guru TIK yang lain tentang apa yang harus diajarkan yang sesuai
dengan kearifan lokal di Pekalonga, so batiklah yang dipilih.
Kembali ke KI dan KD, meskipun di
KI dan KD tertulis njelimet seperti itu, tapi aku akan membuat sendiri silabus
yang akan aku gunakan, dan gak menutup kemungkinan nanti silabusnya tidak
sesuai dengan KI dan KD yang ada di kurikulum. Kenapa ? ya Anda baca sendiri
saja KI dan KD yang ada, KI dan KD yang ada terlalu njelimet dan bangsa banci
banget, so untuk apa sesuatu yang bangsa banci seperti itu ditiru, mending
membuat sendiri yang bener-bener sesuai dengan kearifan lokal disini. Kalau
menteri pendidikan mau protes yang silahkan, paling tak dengerin aja dan gak
tak gubris kok (emang guwe pikirin ndes).
0 comments
Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.