This is a Brave Rewards publisher verification file. Domain: ngopot.com Token: f56aa6c52b6a82e66c66d9aa78a62d5b8dfcd55a326f2e64e63e502024be1626

Type something and hit enter

author photo
By On
Beberapa dari kita pasti pernah merasa iri, sebel, ataupun marah dengan status orang lain di sosial media. Entah itu iri karena orang lain bisa pergi belibur ke luar negeri, atau mungkin sebel karena kamu merasa kalau orang itu pamer liburannya di luar negeri. Jangan-jangan kamu sampe marah cuma gara-gara foto yang diupload orang itu di sosial media saat sedang piknik ke luar negeri sementara kamu sendiri belum pernah kesana, lalu kamu bilang dalam hati "dasar sombong, sukanya pamer!"

Nah, apa yang aku baca dari buku yang berjudul Filsafat Teras ini akan mengajarkan kamu (yang mau membacanya) agar tidak mudah iri, sebel atapun marah hanya karena status orang lain di media sosial.

Mumpung belum ngantuk dan baru saja selesai membaca buku ini, mending aku tulis aja sedikit tentang buku ini di blog ini.

Bisa jadi kamu marah bukan karena foto orang lain di instagram tapi karena kamu merasa dikhianati oleh pacar kamu yang ketahuan gandengan tangan cewek/cowok lain. Nah, di buku ini juga kamu akan dikasih tau gimana caranya agar kamu tidak mudah cemburu dan tetap woles, tetap kalem serta selow.

Jadi sebenernya buku apa sih yang aku baca ini. Ini adalah buku yang sebenernya sudah pengen aku beli sejak sebelum menikah. Kira-kira waktu itu bulan April tanggal 14 tahun 2019 saat aku jalan-jalan ke Mall Olimpic Garden (MOG) di kota Malang bersama calon istriku (waktu itu masih calon, sekarang sudah istri). Aku lihat buku ini di rak buku yang ada di toko buku Gramedia, aku masih simpan foto dari buku ini karena memang aku penasaran isinya dan pengen beli sejak saat itu namun baru kesampean kemarin pas aku di Kampung Inggris Kediri.


Ternyata setelah aku beli buku ini dan aku baca isinya sesuai dengan apa yang aku butuhkan dan beberapa ajaranya sudah aku praktikan dalam kehidupanku sebelum kenal dengan buku ini.

Ajaran yang diajarkan oleh buku ini memang berhubungan dengan filsafat sih, tapi gak usah berpikiran berat dulu, karena buku ini ditulis oleh Henry Manampiring dengan bahasa yang kekinian dan juga dilampiri dengan wawancara kepada beberapa orang yang sudah menjalankan kehidupan mereka dengan berdasarkan ajaran dari filsafat teras itu sendiri.

Filsafat Teras sendiri lebih dikenal dengan nama Stoisisme yang oleh Henry diterjemahkan dengan nama Filsafat Teras. Filsafat Stoisisme (Stoa) sendiri merupakan ajaran filsafat yunani kuno yang ditemukan oleh Zeno yang kapalnya karam saat melakukan pelayaran perdagangan fan terdampar di Athena. Filsafat Stoa lebih sering dikenal dengan filsafat yang mengajarkan jalan hidup kepada pengikutnya. Salah satu tokoh yang paling terkenal dengan jalan Stoic ini adalah Marcus Aurelius, sang kaisar roma yang juga seorang terkenal bijaksana dalam menjalankan pemerintahanya waktu itu. Salah satu buku Marcus Aurelius yang paling terkenal adalah Meditations, yang juga mengajarkan tentang filsafat Stoisisme di dalamnya.

Marcus Aurelius
Nah, sebenernya Filsafat Teras atau Stoa ini mengajarkan kita bagaimana menghadapi kehidupan yang tidak selalu sesuai dengan harapan kita. Bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap status orang lain di media sosial. Bagaimana sikap kita ketika ada orang lain yang menghina kita. Bagimana cara mendidik anak bagi orang tua yang memiliki anak agar mereka bisa bekerkembang dengan baik dan benar. Bahkan diajarkan juga bagaimana seharusnya kita menghadapi kematian yang datang.

Ajaran woles, selow, kalem yang diajarkan oleh filsafat satu ini sebenernya simpel dan sangat membantu kita dalam menjalani kehidupan. Saat macet di jalan bagaimana seharusnya kita bersikap. Saat dipecat dari kerjaan bagaimana seharusnya kita berbuat. Bahkan saat diputus oleh pacar yang sudah 12 tahun pacaran pun kita harus bersikap woles dan mulai untuk S.T.A.R (Stop, Think & Access, Respon) terhadapa apa yang sedang kita hadapi.

S.T.A.R dimulai dari Stopd ulu, baru dimulai kok sudah stop sih, maksudnya ketika kita mehadapi masalah stop dulu jangan berpikir macem2 atau berpikir buruk. Biarkan otak untuk Think & Access apa yang menjadi penyebab atau sumber dari masalah yang sedang kita hadapi tersebut. Baru deh setelah itu Respond apa yang akan kita keluarkan terhadap masalah itu. Tentu saja Respond seorang Stoic haruslah tetap woles dan kalem karena pada dasarnya sesuai dengan ajaran Stoisisme bawah apa yang sudah terjadi tidak bisa diubah, hanya bisa direspon dengan positif dan tetap woles, begitulah kira-kira sedikit ajaran dari Filsafat Teras ini. Bahkan soal harta dan kekayaan pun dibahas dan diajarkan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap itu semua.


Tapi, lagi-lagi tidak semua buku cocok untuk semua orang, aku pernah menawarkan buku ini kepada salah satu rekan sepekerjaan yang kalau aku perhatikan dia adalah tipe orang yang selalu memikirkan sesuatu berlebihan dan terlalu dipikirkan hingga akhirnya terbawa terus pikiran itu sehingga hidupanya yang ada hanya was-was dan cemas. Aku pikir dengan dia membaca buku ini akan sedikit bisa membuka pikiran dan cara hidup dia agar tidak terlalu memikirkan apa yang sedang terjadi, karena apa yang sedang terjadi tidak melulu bisa kita kendalika semuan. 

Untungnya aku adalah salah satu tipe manusia yang selalu woles dan tidak mau terlalu memikirkan suatu hal yang hanya akan membuat kita stress. Dari dulu prinsipku adalah
"Hidup itu untuk dijalani bukan untuk dipikirkan"
wong dalam al-Qur'an aja perintahnya berjalanlah di muka bumi untuk mencari ridho Allah.

Apakah dari sekian banyak pembaca ada yang merasa kalau hidupnya penuh dengan rasa iri, marah, stress atau terlalu memikirkan suatu hal seperti temenku itu. Kalo iya coba dicari tau apa penyebabnya dan direspon dengan positif, ingat tidak semua yang terjadi di dunia ini bisa kita kendalikan sesuai keinginan kita, so be wise and woles.

0 comments

Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.