Sorry, aku
majang foto rokok bukan karena mau promosi atau mau jualan, tapi ini ada cerita
yang unik dari rokok ini, dan mungkin cerita seperti ini hanya terjadi di
kampung halamnku dan sekitarnya saja, mungkin di tempat lain seperti di tempat
tinggal pembaca tradisi ini tidak ada.
Jadi begini, rokok
ini bukan sembarang rokok, meskipun kedua merk rokok ini bisa didapatkan di
toko atau warung terdekat di rumah pembaca. Rokok ini adalah sebagai bentuk
undangan pernikahan dari salah satu teman di kampung halaman saya yang pada
tanggal 3 Maret 2014 besok mau melangsungkan pernikahannya dengan sang pujaan
hati.
Lalu kenapa
undangan pernikahannya dalam bentuk rokok, kenapa gak undangan seperti biasanya
yang sering pembaca terima saat ada orang mau hajatan (nikahan) ?
Jadi, di kampung
halamanku ada sebuah tradisi yang bernama kanoman.
Kanoman sendiri adalah kata lain dari
kondangan, tapi yang diundang adalah pemuda atau anak kecil untuk datang dan
ikut memberikan doa restu kepada yang punya hajat, dalam hal ini adalah
mempelai pria/wanitanya. Sedangkan kata kondangan biasanya identik dengan apa
yang dilakukan orang tua yang diundang ke acara pernikahan/sunatan yang mana
yang mengundang adalah orang tua dari mempelai pria/wanita. Nah, disitu bedanya
antara kanoman dan kondangan menurut paham saya sebagai salah satu pemuda yang
lahir di kampung halaman tercinta ini.
Kenapa rokok ?
sebenaranya tidak harus rokok, kadang ada yang menberikan undangan juga, dan
kalau yang diundang anak kecil biasanya adalah undangannya berupa pensil atau
bolpoin. Pensil atau bolpoin dulu waktu aku masih kecil sering aku dapatkan
saat ada teman yang mau sunatan atau ada pemuda/pemudi yang akan menikah. Nah,
sekarang karena aku sudah semakin dewasa dan sekarang menjadi bagain dari
pemuda-pemudi di kampung halaman saya, maka sekarang yang saya dapatkan adalah
undangan dalam bentuk rokok, karena kebetulan saya sendiri merokok meskipun
bukan perokok (berat).
Nah terus kalau
yang gak merokok gimana ? Nah, ini unik lagi, bagi mereka yang tidak merokok
kadang diberi ganti undangan dalam bentuk lain, semisal sampo, atau undagan
seperti biasanya. Undangan dalam bentuk rokok biasanya diberikan kepada teman
yang masih satu desa, atau teman-teman yang sudah dikenal lama oleh sang
mempelai. Sedangkan undangan dalam bentuk kerta undangan biasa biasanya
dikirimkan kepada teman atau sodara yang tempat tinggalnya jauh dari desa si
mempelai.
Terus kenapa
harus sebungkus rokok ? Sebenernya gak mesti sebungkus, sebungkus atau sebatang
rokok memiliki arti sendiri-sendiri. Untuk yang menerima sebungkus artinya
mereka yang diminta untuk menyumbang (nyokong) sang mempelai dengan sumbangan
yang memiliki nominal besar. Sedangkan yang dapat sebatang saja, artinya mereka
yang berkenan untuk menyumbang (kondangan) dengan nominal yang biasa saja. Arti
kata nyokong sendiri sebenernya memiliki arti membantu, maksudnya membantu
adalah membantu sang mempelai dengan nominal yang lebih besar dari pada mereka
yang mendapatkan rokok sebatang.
Tentang nyokong
sendiri sebenernya bukan sebuah hal yang negatif, karena mungkin menganggap ini
sebagai sebuah hal yang perhitungan, mau kondangan saja harus dihitung
nominalnya, bukan seperti itu. Dalam tradisi di kampung halaman saya, ketika
ada orang yang akan melakukan hajatan, sudah sewajarnya tetangga, sodara, atau
teman itu membantu orang yang akan hajatan. Nah, membantunya dini dengan/lewat
cara nyokong tadi. Jadi kenapa nominalnya dibedakan, kerana ketika sang
mempelai disokong oleh temannya misal dengan nominal 200rb, maka nanti sang
mempelai akan menulis nama penyokong yang membantu dia itu dengan nominal
tersebut. Bisa dikatakan ketika ada orang hajatan, kita sebagai orang yang
sedang tidak behajat (berkeinginan) bisa membantu, nah nanti ketika kita akan
memiliki hajatan, orang tersebut juga akan membantu kita seperti kita membantu
dia sebelumnya. Memang si seperti perhitungan, tapi inilah salah satu tradisi
yang ada di kampung halamanku, dan kami di kampung sudah menganggap ini bukan
sebagai hal yang negatif karena mau menolong kok perhitungan, tapi kepada
bagaimana kita bisa menolong orang yang membutuhkan. Maksudnya membutuhkan
adalah ketika orang sedang akan melaksanakan hajatan, makan pengeluaran yang
diperlukan akan sangat banyak sekali, oleh karena itu kita bisa membantu sang
empunya hajat dengan cara ini. Kalau misal ada yang mau tidak menuliskanya juga
tidak masalah, itu sah-sah saja, tapi jangan lupa, cara seperti ini juga bisa
menjadi cara untuk tetap menyambung tali silaturahmi antar masyarakat di desa
(kampung).
So, itulah salah
satu hal unik yang mungkin hanya terjadi di kampung halamanku Dukuh Corotan,
Desa Kutosari, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.
You completed several nice points there. I did a search on the subject and found a good number of persons will consent with your blog. PuffingBird.com
ReplyDeleteok there
Delete