This is a Brave Rewards publisher verification file. Domain: ngopot.com Token: f56aa6c52b6a82e66c66d9aa78a62d5b8dfcd55a326f2e64e63e502024be1626

Type something and hit enter

author photo
By On
Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku mengendarai motor dan ketilang polisi, meskipun sebelumnya aku diboncengan temen ato adekku pernah juga ketilang, tapi entah itu polisi lagi laper apa memang aku yang melanggar rambu-rambu lalu lintas yang kata tu polisi yang mempunyai plat motor K 4797 NS. Tapi sepengetahuan aku dan Ruben (temen yang aku boncengin di belakang), di jalan tempat aku ketilang gak ada lampu merah dan selain dari pada itu kalau pun aku melanggar lampu merah sudah seharusnya gak cuman aku yang ketilang tapi juga mobil-mobil mewah, motor-motor yang ada di depan dan belakangku juga harus kena denda tilang dong biar adil. Ini dia kisahnya saat tawar menawar harga dengan polisi itu, kisah sepulang dari touring ke jeparang-pati.

Entah dari arah mana itu polisi yang namanya aku tidak tau karena nama di bajunya ketutupan rompi hijau khas polisi dan tu polisi nulis namanya gak jelas di surat tilang yang dikasih ke aku. Lagi asik-asik naek motor sambil nyante, karena memang jalan di kota lama lumayan padat dan kondisi jalan yang pavingan serta masih ada perbaikan jalan di samping jalan yang Ruben dan aku lalui siang itu kira-kira pukul 13.00 kurang ato lebihnya. Secara tiba-tiba di samping kanan ada seorang polisi yang gak jelas dengan motornya nyuruh aku berhenti dan menepi ke kiri jalan. Polisi gak jelas itu turun "Selamat siang" kata polisi itu sambil hormat ke aku, aku jawab aja "siang". Gak tau gimana dialog selanjutnya yang pasti itu polisi minta aku menunjukkan surat-surat motorku dan juga SIMku. Aku tunjukkan SIM dan STNK motor grand setiaku dan aku disuruh ke kantor polisi yang kira-kira berada 20 meter dari tempat aku diberhentikan polisi gak jelas itu.

Setelah sampe di kantor polisi terdekat aku ditanya ; 
Polisi : "dari mana ?"
Aku :  ''dari jepara"
Polisi : "pulangnya kemana ?''
dalam hati "pengen tau aja ne polisi, mo ngikut po piye jal ?"
Aku : "Pekalongan"
Polisi : "berhubung melanggar LAJ di Semarang jadi motor harus ditinggal"
Dalam hati aku berkata "memang aku nyolong motor po pie tho ? kok motorku harus ditinggal?''
Aku : "ooooooo tidak bissssa........," dalam hati aku berkata ''enaknya dikibuli aja ne polisi"
Aku : "gak bisa tho pak, aku kan gak nyolong motor kenapa harus di tinggal ?"
Polisi : "Kamu melanggar LAJ Semarang jadi motor harus ditinggal"
Aku : "ooooo tidak bisa tho ya, aku kan gak ngutil motor orang, itu motor aku sendiri tu STNK kan jelas ada nama babe ane dab!, dan itu motor harus aku bawa pulang ke Pekalongan!"
Polisi : "ya sudah, saya sidang di tempat"
dalam hati aku bergumam "ro'suka yatirrr dab, rak sudi aku dirampok karo kowe, nek aku ngelanggar mending aku disidang dari pada duite dipangan kowe dewe!"
Ruben pun ikut-ikutan berkata dalam hati "MATAMU PAK!!" (itu aku tau waktu selesai dari kantor polisi dia cerita)
Aku : "ohhhhh tidak bisa pak, kata babe ane kalau melanggar sidang di pengadilan, gak boleh sidang di tempat, dosa, dan dosa itu masuk neraka pak"
Mungkin karena aku lebih pintar dari polisinya akhirnya tu polisi nyerah juga dengan keputusanku untuk sidang di persidangan dan dengan terpaksa aku meninggalkan STNK motorku tersayang yang meskipun sebenernya aku gak terima karena aku gak merasa melanggar dan gak ada bukti yang jelas kalau aku melanggar, aku juga punya saksi Ruben yang aku boncengin, tapi apa boleh buat, rakyat jelata selalu kalah dengan birokrasi yang berkuasa, apa lagi polisi (katanya seh oknum) yang suka mengayomi masyarakat jelata kayak aku. 
Aku seh sebagai rakyat jelata hanya berharap semoga polisi lebih bijak dan bener-bener melaksanakan tugasnya bukan hanya melaksanakan tugasnya untuk perut sendiri dan suka memeras pengguna jalan dengan tilang dan sidang di tempat.

Tulisan terkait : Pangkat-pangkat polisi

0 comments

Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.