Kondisi terbaik dan terburuk
Percaya atau tidak bahwa kondisi terbaik dan juga terburuk kita adalah saat kita tidak punya apa-apa lagi, tidak punya orang yang kita sayangi untuk berbagi kesedihan dan kebahagian, tidak punya pekerjaan, tidak punya uang untuk membeli mimpi-mimpi kita tidak punya rumah untuk berteduh dari panas teriknya matahari dan guyuran air hujan, tidak punya teman untuk diajak gila-gilaan.
Kenapa bisa begitu baik dan kadang akan sebaliknya, yaitu begitu buruk kepada kita ? ya, saat kita tidak punya apa-apa untuk kita banggakan ataupun untuk kita harapkan, hanya kepada Tuhan-lah harapan kita terakhir, seperti dalam Al-qur’an dikatanan “dari DIA semua berasal dan kepadaNYA semua akan kembali”. Bila kita bisa berfikir positif dan jernih dalam keadaan kita yang tidak punya apa-apa insya Allah Tuhan akan memberikan apapun yang kita minta. Ingatlah bahwa Tuhan itu Maha Pemberi segalanya.
Namun kondisi terburuk kita pun bisa datang saat kondisi kita tidak punya apa-apa, kita mungkin bisa saja merampok, mencuri, menjambret bila kita tidak punya uang untuk makan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari kita. Mungkin juga kita bisa over acting saat gak ada orang yang menyayangi kita atau perduli dengan kita,
Ya, kondisi terbaik kita saat kita tidak mempunyai apa-apa selain kepercayaan kita kepada Tuhan adalah serahkan diri kita kepada Tuhan, serahkan semua yang terjadi kepada Tuhan, biarkan Tuhan memberikan dan mengambil apapun yang berasal dariNYA termasuk nyawa, harta, jodoh, ataupun keluarga kita. Dan percayalah bahwa Tuhan lebih tahu yang terbaik bagi kita kemaren, hari ini dan esok. Berdoalah di kala kita sedang tidak mempunyai apa-apa dan teruslah berusaha serta yakin bahwa Tuhan itu selalu mendengar tangis, keluh dan kesah kita. Lakukanlah intropeksi terhadap segala yang pernah kita perbuat, apakah selama ini kita sudah sesuia dengan apa yang seharusnya kita lakukan atau malahan kita mengabaikan semua itu ? pada saat seperti ini lah sebenernya waktu yang baik untuk berintropeksi diri dan berjanjilah kepada dirimu sendiri, tidak usah berjanji kepada Tuhan, cukup berjanjilah kepada dirimu sendiri bahwa kita akan selalu ada dalam jalur perjalanan yang benar, meskipun tampaknya jalan yang akan kita lalui itu berlubang dan banyak batu sandungan, tapi niscaya dengan tekad dan keteguhan hati satu persatu kita singkirkan batu-batu sandungan tersebut, kita tambal jalan-jalan yang berlubang tadi agar jalan yang kita lalui menjadi lebih halus, dan orang lain pun dapat menikmati jalan yang kita lalui dan telah kita perbaiki serta singkirkan semua batu-batu sandungan yang ada di jalan tadi, sungguh indah sekali perjalanan kita ini.
Tags:
Kehidupan