This is a Brave Rewards publisher verification file. Domain: ngopot.com Token: f56aa6c52b6a82e66c66d9aa78a62d5b8dfcd55a326f2e64e63e502024be1626

Type something and hit enter

author photo
By On
Hubungan antara seorang ibu dengan anak (bayi) ternyata sebuah hubungan yang luar bisa, coba klo seorang ibu ga perduli ama anaknya yang masih bayi, beh ! bisa2 tu anak bisa "gone" selamanya dari dunia. berbicara soal ibu dan bayi ne ada info sedikit yang mungkin bermanfaat buat ibu-ibu dan para calon ibu, baca diri aja artikelnya ya.

Bagi para ibu muda yang baru memiliki bayi, tak jarang dihinggapi rasa gundah dan bingung apakah telah memenuhi kebutuhan sang buah hati. Ternyata proses menyusui bisa membantu mengatasi hal itu.

Ketika bayi menyusu, memicu mengalirnya hormon oksitosin yang melepaskan air susu ibu (ASI). Secara bersamaan dapat mendorong peraaan dicintai serta keperayaan dalam diri ibu dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan bayi.

Refleks semacam itu telah lama menjadi teka-teki karena mendorong pengeluaran oksitosin dalam jumlah besar. Dengan menggunakan program komputer khusus, para peneliti dari Cina, Prancis, Itali dan Inggris berhasil memahami cara kerjanya.

Penelitian yang dilakukan para ahli tersebut dilaporkan pada jurnal PLoS Computational Biology. Kesimpulannnya, proses menyusui tidak hanya membuka jalan untuk perkembangan sel otak, termasuk mengeluarkan oksitosin.

Proses menyusui juga menghasilkan dendrites, yang tugasnya membentuk hubungan komunikasi antara sel otak untuk menghasilkan hormon.

Meningkatnya hubungan antara neuron dan pembentukan pusat produksi oksitosin menghasilkan ledakan pengeluaran hormon sewaktu-waktu.

"Kami mengetahui bahwa penyebab rangsangan muncul dan selama bayi menyusu menyebabkan sel otak dan oksitosin berkembang pesat dalam sinkronisasi yang dramatis. Namun, bagaimana tepatnya rangsangan itu bisa sangat pesat masih belum bisa dijelaskan," terang salah seorang peneliti Jianfeng Feng dari University of Warwick, Coventry, Inggris dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan, penemuan tersebut dapat menjelaskan aktivitas otak sejenis didalam otak.(reuters/rin)

Sumber tulisan

0 comments

Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.