Aku udah bangun pagi ini jam 05.00 WIB. Seperti dalam nyanyian “bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi”, so pastinya sehabis mandi aku tidak lupa untuk sholat subuh meskipun udah jam lima lebih (dari pada tidak ??).
Karena hari ini aku kuliyah ampe siang (ampe jam 15.00), yah aku hari ini kuliyah 8 SKS ato bisa juga disebut 4 mata kuliyah.
Pagi ini aku kuliyah mata kuliyah Pengantar Komunikasi, dosen pengampunya pak Munib. Dosen yang satu ini terkenal dengan ON TIMEnya, barang siapa (barang saya) telat masuk 1 detikpun, siapapun itu. Ya begitu juga yang terjadi pada diri daku pagi ini. Aku pagi ini telat, gara-gara hujan turun kira2 jam 6 pagi, padahal aku udah siap untuk berangkat kuliyah jam 06.15an, lagi nunggu jam menunjukkan jam yang aku tunggu2, eh..! hujan turun sedikit demi sedikit dan akhirnya hujan turun begiitu cukup deras. Aku se berharap hujan turun sekalian hujan yang lebat (maksud aku supaya sekalian dosennya gak masuk, jadi aku aku gak diAbsen pagi ini). Maksud hati memeluk gunung tapi apa daya tangan gak panjang.
Harap demi harap, eh hujan mulai turun rintik2 dan aku terpaksa berangkat kuliyah dengan hujan masih melanda sekaran. Alhamdulillah, aku dapat boncengan dari teman aku Rudi (kalo ga dapat tumpangan aku pastinya ga berangkat kuliyah, soale kalo jalan kaki jalanya becek).
Kembali ke pak Munib, setelah aku sampe di kampus dan aku bermaksud masuk di depan kelas pak Munib mengajar ada 2 teman cewek aku yang juga berharap2 bisa masuk dan dapat pengertian dari pak Munib (yah soale kan hujan, so moga pak Munib paham), tapi apa daya aku aku udah ketok pintu dari luar (gak mungkin dari dalam kan), eh tangan pak Munib bergerak dengan indahnya yang artinya mengusir aku (tidak memperbolehkan aku masuk kuliyah). Dengan hati yang luar biasa NDONGKOL dan luar biasa SEBELNYA. Aku berguman ”suyuk, kirdun, majnun” (artinya cari sendiri di kamus).
Dengan masih hati yang NDONGKOL aku meninggalkan depan kelasku yang masih ada pak Munib didalamnya, seharusnya sebagai dosen beliau paham dong dengan keadaan. Enak beliau punya kendaraan jadi bisa datang tepat waktu, lah aku yang ga punya kendaraan harus nunggu ada yang mo boncengin aku ke kampus ato meskipun aku minta diantarakan gak mungkin kan hujan2an. Udah gitu aku juga ga punya payung, kaloa ada payung juga ku ga mungkin berangkat kuliyah dengan begitu saja.
Pokoke aku sebel banget ne gara2 hujan yang selalu menggangu aku kuliyah hari kamis seperti ini, soale kamis kemaran aku juga telat gara2 hujan juga dan untungnya kemaran pertemuan pertama jadi aku masih diperbolehkan masuk kelas, tapi tidak untuk hari ini.
Aku seh cuman bisa berharap moga kamis besok gak hujan lagi, eh gak cuman kamis doang moga tiap pagi gak turun hujan dan aku bisa berangkat kuliyah dengan tenang, soale kalo tiap pati hujan turun aku jadi susah ne berangkat kuliyahnya. Mungkin gak aku saja yang merasa begitu tapi aku yakin sobat aku yang lain yang kuliyah pagi juga merasa begitu, dan gak enaknya kalo dapat dosen yang sama ON TIMEnya dengan aku.
Ih......sebel...............
Karena hari ini aku kuliyah ampe siang (ampe jam 15.00), yah aku hari ini kuliyah 8 SKS ato bisa juga disebut 4 mata kuliyah.
Pagi ini aku kuliyah mata kuliyah Pengantar Komunikasi, dosen pengampunya pak Munib. Dosen yang satu ini terkenal dengan ON TIMEnya, barang siapa (barang saya) telat masuk 1 detikpun, siapapun itu. Ya begitu juga yang terjadi pada diri daku pagi ini. Aku pagi ini telat, gara-gara hujan turun kira2 jam 6 pagi, padahal aku udah siap untuk berangkat kuliyah jam 06.15an, lagi nunggu jam menunjukkan jam yang aku tunggu2, eh..! hujan turun sedikit demi sedikit dan akhirnya hujan turun begiitu cukup deras. Aku se berharap hujan turun sekalian hujan yang lebat (maksud aku supaya sekalian dosennya gak masuk, jadi aku aku gak diAbsen pagi ini). Maksud hati memeluk gunung tapi apa daya tangan gak panjang.
Harap demi harap, eh hujan mulai turun rintik2 dan aku terpaksa berangkat kuliyah dengan hujan masih melanda sekaran. Alhamdulillah, aku dapat boncengan dari teman aku Rudi (kalo ga dapat tumpangan aku pastinya ga berangkat kuliyah, soale kalo jalan kaki jalanya becek).
Kembali ke pak Munib, setelah aku sampe di kampus dan aku bermaksud masuk di depan kelas pak Munib mengajar ada 2 teman cewek aku yang juga berharap2 bisa masuk dan dapat pengertian dari pak Munib (yah soale kan hujan, so moga pak Munib paham), tapi apa daya aku aku udah ketok pintu dari luar (gak mungkin dari dalam kan), eh tangan pak Munib bergerak dengan indahnya yang artinya mengusir aku (tidak memperbolehkan aku masuk kuliyah). Dengan hati yang luar biasa NDONGKOL dan luar biasa SEBELNYA. Aku berguman ”suyuk, kirdun, majnun” (artinya cari sendiri di kamus).
Dengan masih hati yang NDONGKOL aku meninggalkan depan kelasku yang masih ada pak Munib didalamnya, seharusnya sebagai dosen beliau paham dong dengan keadaan. Enak beliau punya kendaraan jadi bisa datang tepat waktu, lah aku yang ga punya kendaraan harus nunggu ada yang mo boncengin aku ke kampus ato meskipun aku minta diantarakan gak mungkin kan hujan2an. Udah gitu aku juga ga punya payung, kaloa ada payung juga ku ga mungkin berangkat kuliyah dengan begitu saja.
Pokoke aku sebel banget ne gara2 hujan yang selalu menggangu aku kuliyah hari kamis seperti ini, soale kamis kemaran aku juga telat gara2 hujan juga dan untungnya kemaran pertemuan pertama jadi aku masih diperbolehkan masuk kelas, tapi tidak untuk hari ini.
Aku seh cuman bisa berharap moga kamis besok gak hujan lagi, eh gak cuman kamis doang moga tiap pagi gak turun hujan dan aku bisa berangkat kuliyah dengan tenang, soale kalo tiap pati hujan turun aku jadi susah ne berangkat kuliyahnya. Mungkin gak aku saja yang merasa begitu tapi aku yakin sobat aku yang lain yang kuliyah pagi juga merasa begitu, dan gak enaknya kalo dapat dosen yang sama ON TIMEnya dengan aku.
Ih......sebel...............
nasib jadi mahasiswa, Mas...
ReplyDeletedosen selalu punya kuasa tho...