Kamis, 7 Febuari 2008.
Pagi yang gelap, eh ternyata aku kebangun dari tidurku yang nyenyak, dan sekarang masih jam 3 pagi padahal aku tadi malam tidur jam 23.30-an.
Lo! Kok aku ada di rumah se? persaan aku udah berangkat dari rumah satu minggu yang lalu tepatnya hari rabu minggu yang lalu, tapi, kenapa aku sekarang ada di rumah lagi se? hidup yang aneh.
Seperti biasa kehidupan ku berjalan dengan sangat membosankan, vakum dan monoton, bisa dibilang hidupku yang monoton selalu terulang tiap hari. Aku udah bosan dengan kehidupanku ini tapi selalu saja ini berulang dan berulang setiap hari dalam kehidupanku.
Di, tang iwis awan…! Eh itu suara ibu membangunkanku dari lamunan tidurku ato mimpiku ini.
Yo, aku wis tangi, kataku membalas panggilan ibuku, dengan maksud membangunkan aku dari tidurku. Jam di dinding menunjukan pukul 05.07 WIB, lama juga aku melamun ato apalah dari tadi.
Beginilah awal mula kehidupanku setiap hari aku awali, bangun pagi jam 5-an dan selalu dibangunkan oleh orang tuaku, kalo dulu aku masih di asrama waktu selalu dibangunkan oleh yang tugas jaga malam dan membangunkan pagi biasanya kita menyebutnya bulis (anak yang bertugas menjaga asrama dan membangunkan pagi), tapi sekarang berbeda, sekarang aku di rumah karena aku sedang libur panjang setelah lelah bergelut dengan mata kuliah di semester 1 ini.
Dengan mata masih rada kelap-kelip, yah, kira-kira 5 watt-an gitu deh, aku beranjak dari tempat tidurku menuku kamar mandi untuk cuci muka dan ambil air wudhu lalu sholat subuh, yah meskipn udah jam 5 lebih se, tapi aku lebih tenang sholat subuh jam segitu dari pada ga’ sholat subuh se. hari ini jangan bahas sholat dulu yang malu soale aku masih sering ompong sholatnya, he….he….:-)
**
Adek-adekku udah pada berangkat ke sekolah, Bapakku udah berangkat ke sekolah juga, aku ga berangkat kemana-mana karena aku lagi libur. Aku di rumah dengan Ibu, beginilah setiap hari aku.
Di, kebon jo. Pinta ibuku mengajak aku ke kebun dengannya, mungkin pikirnya aku ga punya kegiatan di rumah, tar paling kalo ibu udah berangkat aku tidur lagi, karena memang setiap hari aku selalu begitu.
Ah, moh. Jawabku singkat tanpa ember-ember apa-apa, (eh embel-embel ding)
Tanpa menawariku lagi Ibuku langsung berangkat ke kebun dengan tanpa kata-kata lagi.
Aku langsung merebahkan diriku di kasur lagi, ga berapa lama aku udah dalam alam mimpiku lagi.
Jam menunjukan pukul 13.00 WIB, Bapakku udah di rumah adekku lom pada pulang semua, biasanya mereka pulang jam 12.30 paling bentar lagi mereka pulang pikirku.
Ibu urung bali di ? Tanya bapakku kepadaku.
Urung pak, jawabku singkat yang udah terbangun sekitar 7 menit yang lalu, untungnya aku udah bangun dan pura-pura baca buku pas bapakku masuk kamar, kalo ga aku bisa dimarahin aku, soale tiap hari kerjaanya selalu tidur dan turu mulu se.
Ga’ biasanya ibu jam segini lum pulang dari kebun, meskipun hamper tiap hari ibu pergi ke kebun ,tapi kenapa hari ini ada yang ga enak yang dan aneh gitu deh, kenapa ya? aku ada peresaan dak enak dan aneh.
Di, ibu parani nang kebon ! pinta bapak tanpa panjang kali lebar.
Tanpa piker panjang lagi (takut ne tulisa kepanjangan) aku langsung berangkat ke kebun dengan mengenakan sandal jepit, sandal yang bagus tar jadi tebal dengan tanah kalo dipakai.
Sekitar 10 menit perjalana aku ke kebun aku tempuh dengan jalan kaki (gak mungkin pake mobil kan? Lagiaan ga punya).
Kok gak kelihatan ya ibuku?tanyaku dalam hati dengan perasaan yang masih aneh, aku lanjutkan langkahku ke dalam kebun yang lumayan cukup lelah kalo aku memutarinya sepuluh kali putaran (kayak pemain sepak bola latihan aja). Di sayap sebelah kanan kebunku aku gak nemuin ibu, lalu aku ayunkan kakiku kayak ayunan anak TK menuju ke sayap sebelah kiri kebunku. Astahfirullah ! Ibu! Teriakku kaget melihat keadaan ibu yang tertidur di tanah dengan tenangnya eh ternyata udah ga bernafas lagi, aku lihat di jarinya masih mengalih darah segar berwarna merah. Apa yang harus aku perbuat? Pikirku bingung. Tolong….! Tolong….! Teriakku dengan suara yang keras di tengah sunyinya keadaan kebunku yang rimbun dan sunyi, tapi kok ga ada orang sepertinya? Gimana ne? aku langsung berdiri dan berlari menuju rumah dengan meninggalkan ibuku di kebun. Jalan yang tadi aku tempuh dengan sepuluh menit perjalanan kaki sekarang aku tempuh dengan 4 mahalah 3 menit berlari ke rumah.
Pak! Ibu pingsan nang kebon! Terangku dengan nafas yang masih naik turun gara-gara berlari dari kebun ke rumah. Tanpa pikir panjang lagi bapak dan aku langsung ke kebun tempat ibu pingsan, aku ga mungkin kuat mengankat ibu sendirian jadi aku panggil bapakku.
Sampe di kebun bapak langsung mengangkat ibu ke rumah dan secara otomatis aku langsung mengambil segala peralatan kebun yang ibu bawa.
Singkat kata singkat cerita, ibu udah ga’ ada dan aku sangat terpukul dengan kejadiaan itu. Esok harinya aku ke kebun dengan maksud melihat-lihat kebun. Setelah sampe di kebun aku masih melihat bekas darah yang keluar dari tangan ibu kemaran ibu meninggal karena kehabisan darah. Aku sangan menyesal dan berdosa kenapa aku gak mau waktu diajak ibu ke kebun kamaren, kini ibu udah gak ada lagi…..
Ya Allah mimpi apa tadi aku? Tanyaku dalam hati saat terbangun dari tidurku dan jam di dinding kantor Pusat Kegiatan Mahasiswa. Aku tidur di PKM karena aku lagi bantuin seniorku membuat Proposal Sponsorship dan rencana Rakernas Imatepsi (Ikatan Mahasiswa Teknologi Pendidikan Se-Indonesia) untuk bulan Maret besok. Ah, untung hanya mimpi pikirku, seadainya kenyataan aku gak tau apa yang akan aku perbuat, aku sekarang udah di kampus padahal liburku masih panjang gara-gara aku udah ga betah di rumah, tiap hari aku selalu dimarahin ma ortu, aku tau aku yang salah, masa tiap hari cumin tidur mulu kerjaanya ga bantuin ortu di kebun ato ngapaiin. So aku sekarang di semarang, aku kemaren ke semarang juga ga paminatan ma ortu karena aku lagi mengkel, gara-gara aku ga dikasih uang buat beli HaPe lagi, soale HaPeku dah aku jual dan uangnya buat ongkos pulang kemaren. Aku merasa berdosa ma ortu dan aku merasa durhaka ma mereka meskipun di dalam hati aku masih dongkol, mangkel dan nganbek gara-gara ga dikasih uang buat beli HaPe lagi.
Ya Allah berikanlah kedua Orang Tuaku umur yang panjang supaya aku bisa membahagiakan dan membanggakan mereka, sayangi dan kasihanilah mereka seperti mereka menyayangi dan mengasihi aku selama hidup mereka…dan ijinkan aku membanggakan dan membahagiakan mereka dengan rahmat dan karunia serta ridhoMu ya Allah Tuhan semesta alam Yang Maha Penyayang dan Pengasih…amin.
Lo! Kok aku ada di rumah se? persaan aku udah berangkat dari rumah satu minggu yang lalu tepatnya hari rabu minggu yang lalu, tapi, kenapa aku sekarang ada di rumah lagi se? hidup yang aneh.
Seperti biasa kehidupan ku berjalan dengan sangat membosankan, vakum dan monoton, bisa dibilang hidupku yang monoton selalu terulang tiap hari. Aku udah bosan dengan kehidupanku ini tapi selalu saja ini berulang dan berulang setiap hari dalam kehidupanku.
Di, tang iwis awan…! Eh itu suara ibu membangunkanku dari lamunan tidurku ato mimpiku ini.
Yo, aku wis tangi, kataku membalas panggilan ibuku, dengan maksud membangunkan aku dari tidurku. Jam di dinding menunjukan pukul 05.07 WIB, lama juga aku melamun ato apalah dari tadi.
Beginilah awal mula kehidupanku setiap hari aku awali, bangun pagi jam 5-an dan selalu dibangunkan oleh orang tuaku, kalo dulu aku masih di asrama waktu selalu dibangunkan oleh yang tugas jaga malam dan membangunkan pagi biasanya kita menyebutnya bulis (anak yang bertugas menjaga asrama dan membangunkan pagi), tapi sekarang berbeda, sekarang aku di rumah karena aku sedang libur panjang setelah lelah bergelut dengan mata kuliah di semester 1 ini.
Dengan mata masih rada kelap-kelip, yah, kira-kira 5 watt-an gitu deh, aku beranjak dari tempat tidurku menuku kamar mandi untuk cuci muka dan ambil air wudhu lalu sholat subuh, yah meskipn udah jam 5 lebih se, tapi aku lebih tenang sholat subuh jam segitu dari pada ga’ sholat subuh se. hari ini jangan bahas sholat dulu yang malu soale aku masih sering ompong sholatnya, he….he….:-)
**
Adek-adekku udah pada berangkat ke sekolah, Bapakku udah berangkat ke sekolah juga, aku ga berangkat kemana-mana karena aku lagi libur. Aku di rumah dengan Ibu, beginilah setiap hari aku.
Di, kebon jo. Pinta ibuku mengajak aku ke kebun dengannya, mungkin pikirnya aku ga punya kegiatan di rumah, tar paling kalo ibu udah berangkat aku tidur lagi, karena memang setiap hari aku selalu begitu.
Ah, moh. Jawabku singkat tanpa ember-ember apa-apa, (eh embel-embel ding)
Tanpa menawariku lagi Ibuku langsung berangkat ke kebun dengan tanpa kata-kata lagi.
Aku langsung merebahkan diriku di kasur lagi, ga berapa lama aku udah dalam alam mimpiku lagi.
Jam menunjukan pukul 13.00 WIB, Bapakku udah di rumah adekku lom pada pulang semua, biasanya mereka pulang jam 12.30 paling bentar lagi mereka pulang pikirku.
Ibu urung bali di ? Tanya bapakku kepadaku.
Urung pak, jawabku singkat yang udah terbangun sekitar 7 menit yang lalu, untungnya aku udah bangun dan pura-pura baca buku pas bapakku masuk kamar, kalo ga aku bisa dimarahin aku, soale tiap hari kerjaanya selalu tidur dan turu mulu se.
Ga’ biasanya ibu jam segini lum pulang dari kebun, meskipun hamper tiap hari ibu pergi ke kebun ,tapi kenapa hari ini ada yang ga enak yang dan aneh gitu deh, kenapa ya? aku ada peresaan dak enak dan aneh.
Di, ibu parani nang kebon ! pinta bapak tanpa panjang kali lebar.
Tanpa piker panjang lagi (takut ne tulisa kepanjangan) aku langsung berangkat ke kebun dengan mengenakan sandal jepit, sandal yang bagus tar jadi tebal dengan tanah kalo dipakai.
Sekitar 10 menit perjalana aku ke kebun aku tempuh dengan jalan kaki (gak mungkin pake mobil kan? Lagiaan ga punya).
Kok gak kelihatan ya ibuku?tanyaku dalam hati dengan perasaan yang masih aneh, aku lanjutkan langkahku ke dalam kebun yang lumayan cukup lelah kalo aku memutarinya sepuluh kali putaran (kayak pemain sepak bola latihan aja). Di sayap sebelah kanan kebunku aku gak nemuin ibu, lalu aku ayunkan kakiku kayak ayunan anak TK menuju ke sayap sebelah kiri kebunku. Astahfirullah ! Ibu! Teriakku kaget melihat keadaan ibu yang tertidur di tanah dengan tenangnya eh ternyata udah ga bernafas lagi, aku lihat di jarinya masih mengalih darah segar berwarna merah. Apa yang harus aku perbuat? Pikirku bingung. Tolong….! Tolong….! Teriakku dengan suara yang keras di tengah sunyinya keadaan kebunku yang rimbun dan sunyi, tapi kok ga ada orang sepertinya? Gimana ne? aku langsung berdiri dan berlari menuju rumah dengan meninggalkan ibuku di kebun. Jalan yang tadi aku tempuh dengan sepuluh menit perjalanan kaki sekarang aku tempuh dengan 4 mahalah 3 menit berlari ke rumah.
Pak! Ibu pingsan nang kebon! Terangku dengan nafas yang masih naik turun gara-gara berlari dari kebun ke rumah. Tanpa pikir panjang lagi bapak dan aku langsung ke kebun tempat ibu pingsan, aku ga mungkin kuat mengankat ibu sendirian jadi aku panggil bapakku.
Sampe di kebun bapak langsung mengangkat ibu ke rumah dan secara otomatis aku langsung mengambil segala peralatan kebun yang ibu bawa.
Singkat kata singkat cerita, ibu udah ga’ ada dan aku sangat terpukul dengan kejadiaan itu. Esok harinya aku ke kebun dengan maksud melihat-lihat kebun. Setelah sampe di kebun aku masih melihat bekas darah yang keluar dari tangan ibu kemaran ibu meninggal karena kehabisan darah. Aku sangan menyesal dan berdosa kenapa aku gak mau waktu diajak ibu ke kebun kamaren, kini ibu udah gak ada lagi…..
Ya Allah mimpi apa tadi aku? Tanyaku dalam hati saat terbangun dari tidurku dan jam di dinding kantor Pusat Kegiatan Mahasiswa. Aku tidur di PKM karena aku lagi bantuin seniorku membuat Proposal Sponsorship dan rencana Rakernas Imatepsi (Ikatan Mahasiswa Teknologi Pendidikan Se-Indonesia) untuk bulan Maret besok. Ah, untung hanya mimpi pikirku, seadainya kenyataan aku gak tau apa yang akan aku perbuat, aku sekarang udah di kampus padahal liburku masih panjang gara-gara aku udah ga betah di rumah, tiap hari aku selalu dimarahin ma ortu, aku tau aku yang salah, masa tiap hari cumin tidur mulu kerjaanya ga bantuin ortu di kebun ato ngapaiin. So aku sekarang di semarang, aku kemaren ke semarang juga ga paminatan ma ortu karena aku lagi mengkel, gara-gara aku ga dikasih uang buat beli HaPe lagi, soale HaPeku dah aku jual dan uangnya buat ongkos pulang kemaren. Aku merasa berdosa ma ortu dan aku merasa durhaka ma mereka meskipun di dalam hati aku masih dongkol, mangkel dan nganbek gara-gara ga dikasih uang buat beli HaPe lagi.
Ya Allah berikanlah kedua Orang Tuaku umur yang panjang supaya aku bisa membahagiakan dan membanggakan mereka, sayangi dan kasihanilah mereka seperti mereka menyayangi dan mengasihi aku selama hidup mereka…dan ijinkan aku membanggakan dan membahagiakan mereka dengan rahmat dan karunia serta ridhoMu ya Allah Tuhan semesta alam Yang Maha Penyayang dan Pengasih…amin.
Tags:
Kehidupan
bagus
ReplyDelete