This is a Brave Rewards publisher verification file. Domain: ngopot.com Token: f56aa6c52b6a82e66c66d9aa78a62d5b8dfcd55a326f2e64e63e502024be1626

Type something and hit enter

author photo
By On

Merdeka Belajar adalah konsep pendidikan yang menekankan pada kemandirian, kreativitas, dan inovasi murid. Konsep ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tahun 2020, sebagai bagian dari reformasi pendidikan di Indonesia. Tujuan dari Merdeka Belajar adalah memberikan ruang bagi murid untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan potensi mereka, tanpa dibatasi oleh kurikulum yang kaku dan standar yang seragam.

Namun, apakah konsep Merdeka Belajar sudah dipahami dan diterapkan dengan baik oleh para pelaku pendidikan di Indonesia (khususnya kita sebagai pendidik)? Dengan artikel ini saya akan sedikit  mengulas beberapa hal penting sebagai usaha saya untuk menyebarkan pemahaman tentang Merdeka Belajar. Dengan membaca artikel ini diharapkan pembaca dapat terinspirasi untuk turut berpartisipasi dalam merealisasikan kemerdekaan dalam belajar yang sesungguhnya.

1. MENGENALI DAN MEMAHAMI DIRI SEBAGAI PENDIDIK

Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik. Konsep ini memberikan bantuan kepada para pendidik dalam memperoleh pemahaman diri yang lebih baik, termasuk identifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, serta cara mereka dapat menggunakan kelebihan tersebut untuk membantu proses belajar murid dengan lebih efektif. Menurut Ki Hajar Dewantara, langkah pertama yang krusial dalam menjadi pendidik yang berhasil adalah mengenal diri sendiri. Di platform PMM, terdapat modul berjudul "Mengenali dan Memahami Diri Sebagai Pendidik" yang dapat membantu para pendidik untuk belajar bagaimana mengenali diri mereka sendiri dan memahami peran yang dimiliki sebagai pendidik. Dalam modul ini, juga akan dibahas mengenai cara pendidik membantu murid untuk mengenal diri mereka sendiri dan menetapkan tujuan dan kebutuhan belajar yang relevan serta sesuai dengan kondisi mereka dan lingkungan tempat mereka belajar.


2. MENDIDIK DAN MENGAJAR

Mendidik dan mengajar adalah dua hal yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas, relevan, dan bermakna bagi murid. Sebagai pengajar, kita memiliki peran untuk menyampaikan materi, mengevaluasi hasil belajar, dan memberikan umpan balik kepada murid.

Namun, dalam era digital saat ini, mendidik dan mengajar tidak lagi hanya terbatas pada metode tradisional yang kaku dan monoton. Kita perlu mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan murid yang dinamis dan kreatif. Salah satu konsep yang dapat membantu kita dalam hal ini adalah Merdeka Belajar.


3. MENDAMPINGI MURID DENGAN UTUH DAN MENYELURUH

Mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh adalah salah satu tujuan dari Kurikulum Merdeka, yang mengutamakan kemandirian, kreativitas, dan inovasi murid. Kurikulum Merdeka juga mengedepankan asas Trikon, yaitu asas kontinyu, konvergen, dan konsentris, yang diambil dari filosofi Ki Hajar Dewantara. Asas ini menuntut guru untuk dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman murid.

Kodrat alam adalah dasar pendidikan murid yang berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana mereka berada. Guru harus dapat menghubungkan pembelajaran dengan konteks atau kodrat alam murid, sehingga mereka dapat memahami hubungan antara manusia dan alam. Misalnya, dalam materi menjaga kelestarian alam, guru dapat membantu murid untuk merawat pohon karet agar produksi getahnya semakin baik dan berkualitas.

Kodrat zaman adalah dasar pendidikan murid yang berhubungan dengan isi dan irama. Isi dan irama pendidikan bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus dapat mengadaptasi pembelajaran dengan kode zaman murid, sehingga mereka dapat memahami perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Misalnya, dalam saya sebagai seorang guru Prakarya Kewirausahaan yang sedang membahas materi Mendesain Logo produk usaha, saya mempersilahkan murid-murid untuk menggunakan AI untuk membantu mempercepat proses pembuatan logo.

4. MENDIDIK DAN MELATIH KECERDASAN BUDI PEKERTI

Mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti adalah salah satu tujuan dari Kurikulum Merdeka, yang mengutamakan kemandirian, kreativitas, dan inovasi murid. Kecerdasan budi pekerti adalah kemampuan kodrat manusia atau individu yang berkaitan dengan bagian biologis dan berperan menentukan karakter seseorang. Kecerdasan budi pekerti mencakup aspek-aspek seperti iman, jujur, bertanggung jawab, toleran, santun, peduli, dan sebagainya.

Kecerdasan budi pekerti dapat ditanamkan pada sanubari anak didik sejak dini. Orang tua dan pendidik memiliki peran besar dalam membentuk kecerdasan budi pekerti anak. Mereka dapat memberikan contoh perilaku yang baik, memberikan pujian dan penghargaan atas prestasi anak, memberikan nasihat dan koreksi yang konstruktif, serta memberikan kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan magang.

Kecerdasan budi pekerti juga dapat dipelajari di sekolah melalui program pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku murid yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti ceramah, diskusi, role play, simulasi, studi kasus, proyek sosial, dan sebagainya. 

5. PENDIDIKAN YANG MENGANTARKAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN

Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan merupakan salah satu tujuan utama dari pendidikan. Pendidikan yang baik harus mampu membawa murid ke arah keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan juga menjadi salah satu topik yang dibahas dalam platform Merdeka Mengajar, khususnya pada topik Merdeka Belajar.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus mengantarkan murid ke arah keselamatan dan kebahagiaan. Keselamatan dan kebahagiaan yang dimaksud adalah keselamatan dan kebahagiaan yang bersifat holistik, yaitu keselamatan dan kebahagiaan yang mencakup aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual. Oleh karena itu, pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan harus mampu membawa murid ke arah keselamatan dan kebahagiaan yang holistik.


Demikian adalah sedikit sharing saya dalam usaha menyebarkan pemahaman tentang Merdeka Belajar khususnya kepada para pendidik di Indonesia. Program Merdeka Belajar merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberdayakan potensi murid sebagai subjek belajar. Guru-guru sebagai fasilitator pembelajaran memiliki peran penting dalam menyebarkan pemahaman tentang Merdeka Belajar kepada murid dan juga pendidik lain. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang program Merdeka Belajar dan cara membuat aksi nyata topiknya. Terima kasih telah membaca artikel ini.

Jangan lupa untuk memberikan umpan balik dengan menuliskannya pada form di bawah atau melalui link forms.office.com/r/9pGgk209Mm

0 comments

Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.