This is a Brave Rewards publisher verification file. Domain: ngopot.com Token: f56aa6c52b6a82e66c66d9aa78a62d5b8dfcd55a326f2e64e63e502024be1626

Type something and hit enter

author photo
By On
Sudah pernah berwisata ke tempat wisata kan ?

Pasti hampir dari kita semua sudah pernah pergi berwisata ke manapun, termasuk ke pelosok penjuru tempat wisata di Indonesia khususnya, apalagi yang dekat degan tempat tinggal kita sendiri.


Yah, kali ini aku mo nulis tentang berwisata di tempat wisata, tapi ini bukan salah satu cerita indah saat berwisata di tempat-tempat wisata, tapi ini adalah keluhanku tentang pengelolaan tempat wisata yang beberapa hari lalu aku datangi, yang terletak di daerah dekat Pekalongan, tapi bukan termasuk daerah Pekalongan, perjalanan dari rumah Omku sana cuman satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Ini merupakan salah satu tempat wisata alam yang ada di Jawa Tengah yang baru pertama kali itu aku datangi. Jadi ya termasuk masih asing meskipun aku sudah pernah lewat daerah itu. 

Oke, perjalan telah sampe ke tempat tujuan wisata kala itu, setelah membayar uang parkir Rp. 2.000,- dan ditawari juga sama tukang parkirnya untuk menitipkan helm di tempat jaga tukang parkir dengan ongkos jasa penitipan cuman Rp. 1.000,- tapi maaf aku lebih seneng menggantungkan dan mengkunci helmku di motor dari pada menitipkan di tukang parkir, itung-itung ngirit duit seribu perak dan menurutku itu lebih aman dari pada harus menitipkan di tukang parkir yang gak aku kenal itu. Setelah selesai dengan parkir dan sedikit ambil gambar tempat parkir dan tempat-berjualan warga yang sepi, ya sepi karena hari itu aku datang berwisata hari senin, jadi jangan dibandingkan dengan hari sabtu atau hari minggu.

Waktu mo masuk ke pintu gerbang tempat wisata yang satu ini aku dan adek sepupuku sama sekali tidak ditawari untuk membeli karcis, so aku langsung ikutan adekku masuk aja ke dalam, lah wong di tempat pemberhentian karcis gak ada yang jaga, bukan berniat tanpa ijin masuk ya, cuman aku gak tau, karena aku baru pertama kali datang kesitu, dan gak ada yang jaga untuk memeriksa karcis, tapi secara tiba-tiba setelah masuk dan ngambil gambar di area pintu masuk ada seorang pria yang menagih karcis saya dan adek saya, jadi harus beli dulu dengan harga Rp. 5.000,- setelah itu aku masuk ke dalam lagi. Ini keluhan saya yang pertama, kenapa kok gak dari awal ditawari atau dipersilahkan beli karcis dulu ? kejadian ini gak cuman aku yang ngalami, tapi waktu aku mau pulang atau keluar dari area tempat wisata itu aku berpapasan dengan serombongan bule yang juga langsung masuk, mungkin pikiran mereka toh mereka udah beli paket tiket di tempat wisata sebelumnya yang didalamnya termasuk tempat wisata yang aku kunjungi itu, eh, pas bule itu udah masuk malah si tukang jaga karcis bilang “sir, ticket please” maksudnya “mas udah beli tiket belum” dan secara otomatis kan bule-bule itu kaget dan langsung ke tempat pembelian karcis dan menunjukan karcis yang udah dibeli paket di tempat wisata sebelumnya baru bule-bule itu masuk ke tempat wisata itu. Itu adalah keluhan pertama tentang pengelolaan tempat wisata yang aku kunjungin kemaren.

Yang kedua adalah, soal kamar mandi atau WC, kenapa ketika aku atau beberapa rombongan laen buang air kecil harus membayar uang restribusi kamar kecil ? padahal aku kan udah membeli tiket masuk, apa ketika aku membeli tiket masuk itu belum termasuk di dalamnya duit ke kamar kecil/WC, terus duit kebersihan dan duit tempat atau objek wisata yang menjadi satu dengan tempat wisata itu ? kalau belum kenapa pihak pengelola tidak sekalian mebebankan uang restribusi kamar kecil atau restribusi masuk wahana laen yang masih dalam satu komplek tempat wisata dalam satu paket karcis Rp. 5.000,- yang aku dan adekku beli ketika pertama kali masuk ke tempat wisata itu ? kan kalau seandainya semua sudah menjadi satu dalam satu karcis misal karcisnya jadi Rp. 6.000,- yang termasuk di dalamnya duit kebaersihan kamar kecil/WC, wahana laen, kan pengunjung laen dan juga aku menjadi lebih asik untuk menikmati wahana dan fasilitas yang ada. Dan seandainya pengunjung tidak menggunakan/memaksimalkan karcis itu untuk ke kamar kecil/WC dan juga ke wahana laen kan yang untung juga pihak pengelola tempat wisata itu tho ya ?


Mungkin kejadian seperti yang aku alami kemaren juga pernah dan mungkin sering dialami oleh kalian yang membaca tulisan ini, nah, menurut kalian pie ? pasti kalian setuju denganku kan kalau seandainya dalam berwisata satu karcis bisa untuk semua fasilitas dalam satu komplek wisata termasuk kamar kecil/WC, wahana-wahana yang ada dan laen sebagainya kan (tidak termasuk kosumsi ya). Dan kejadian ini setelah aku inget-inget gak cuman di tempat wisata yang kemaren aku kunjungi, tapi juga beberapa tempat wisata yang pernah aku kunjungi sebelumnya.

Aku seh cuman bisa berharap semoga pengelolaan tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia ini bisa lebih baik, toh yang berkunjung ke tempat-tempat wisata di Indonesia gak cuman aku, tapi juga orang laen dari seluruh pelosok negeri bahkan dunia. Jadi jangan sampe deh tempat-tempat wisata di Indonesia dibilang gak berkompeten oleh para turis mancanegara cuman gara-gara pengelolaannya gak bener seperti yang aku alami (entah gak bener menurutku apa menurut pembaca juga gak bener). Kenapa aku berfikir seperti itu, ya karena aku juga suka jalan-jalan dan pengen suatu hari nanti punya atau membangun tempat wisata petungkriyono menjadi tempat wisata yang terkenal di mancanegara khususnya.

Pokoknya pada akhir tulisan ini, pastinya gak cuman aku tapi juga kita semua ingin indonesia menjadi tempat kunjungan wisata utama oleh wisatawan asing, sehingga Indonesia dapat mengusai pariwisata dunia seperti mimpi dan harapan kita semua, amin.

0 comments

Barangkali ada kekurangan dari tulisan ini silahkan tambahkan di kolom komentar untuk berdiskusi.